Bukit Semesta. Tahun keempat kepergianmu. Pada hari jadi kita yang ketujuh.
Kita bertemu lagi.
Aku mendongak, menghitung bintang di kelam malam. Kutunjukkan padamu Cassiopeia yang muncul malu-malu. Katamu itu hanya jajaran bintang tak berbentuk. Lalu kita mulai berdebat panjang.
Aku tersenyum diam-diam. Ah, ternyata kau masih sama. Cerewet dan keras kepala.
“Hey, Sayang... aku merindukanmu.” Bisikku tiba-tiba, menghentikan cerocosmu.
Kau mendengus. Tidak jengkel, hanya sedang menahan tawa.
“Bagaimana denganmu?”
Tak ada jawaban. Kau menghilang. Benda di tanganku berkedip-kedip, kemudian mati. ‘Low Battery’ sekilas tadi terbaca. Sial!
Aku bangkit. Pulang. Merutuki telepon genggam bulukku, sambil menahan rindu yang belum usai.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar